Pergolakan perang mempertahankan kemerdekaan RI antara tahun 1946-1950 menyeret banyak pemuda kampung ke dalam kancah perjuangan bersenjata. Diantara mereka adalah Amid dan kawan-kawan yang berjuang dibawah panji Hizbullah. Amid dan kawan-kawan bertempur dan membela kemerdekaan RI sebagai kewajiban iman mereka. Amid pribadi bertekad setelah situasi damai akan bergabung menjadi anggota tentara resmi negara. tetai sejarah membawa amid masuk mejadi anggota laskar DI/TII yang menentang Pemerintah RI. Amid yang sesungguhnya seorang yang sangat cinta tanah air sering bimbang karena pasukannya sering memerangi warga seagama, bahkan suatu kali amid menembak mati seorang tentara yang disakunya tersimpan kitabsuci dan tasbih. dia tidak sedih ketika khalifah DI/TII sekarmadji maridjan kartosuwirjo tertangkap dan menyerukan seluruh laskar menyerahkan diri. Tiga tahun kemudian Amid dan kawan-kawan malahan diminta oleh tentara untuk membantu menumpas pasukan komunis yang bertahan di hutan jati. meraka kembali memngangkat snjata, kali ini atas nama tentara RI, sesuatu yang amat didambakan Amid, bertempur dengan semangat jihad untuk Republik.